Beda NUP dan Booking Fee pada Pembelian Property Perumahan

Beda NUP dan Booking Fee pada Pembelian Property Perumahan

Bila kita membaca promo mengenai perumahan baru baik yang berkonsep residential, township atau kota baru atau juga konsep hunian yang strategis dengan akses langsung ke stasiun KRL atau MRT yang diketak konsep hunian Transit Oriented Development, akan sering membaca NUP.

Sebenarnya apakah NUP itu?

NUP adalah Nomor Urut Pembelian. Dan lebih gamblangnya NUP adalah urutan pembelian yang didapat dari pembeli potensial dengan membayar sejumlah uang. Dengan banyaknya pertumbuhan kota baru terutama di area tangerang dan bekasi menuntut pengembang menciptakan strategi yang mampu meningkatkan penjualan. Salah satu strategi tersebut adalah dengan menerapkan skema nomor urut pemesanan (NUP).

Biasanya, seminggu atau tiga hari menjelang peluncuran, pembeli potensial sudah mendapatkan NUP tersebut. Dan berbeda dengan booking fee, NUP biasanya bersifat refundable atau bisa dikembalikan jika batal membeli. Tetapi ada beberapa developer yang juga memiliki aturan bahwa uang NUP tidak dapat dikembalikan meski pemegang NUP batal membeli unit. Jumlah yang dibayarkan untuk NUP ini juga ringan mulai dari Rp. 1 juta sesuai dengan kebijakan pengembang

NUP merupakan kesempatan untuk memilih unit properti berupa rumah, rumah usaha atau ruko berdasarkan nomor urut sebelum properti tersebut diluncurkan. Jika calon pembeli mendapatkan nomor kecil atau nomor yang paling awal, ia akan diprioritaskan dalam melakukan transaksi pembelian, kemudian disusul oleh calon pembeli dengan nomor urut berikutnya.

Luas Bangunan: 27 m²

Luas Tanah: 72 m²

Kamar Tidur 2

Kamar Mandi 1

Rp 281.927.528

Luas Bangunan: 27 m²

Luas Tanah: 72 m²

Kamar Tidur 2

Kamar Mandi 1

Rp 286.670.923

Dengan membayarkan NUP, maka calon pembeli tersebut telah memiliki NUP akan lebih diutamakan dan bisa memperoleh harga beli yang termurah. Calon pembeli juga bisa memilih dan menentukan lokasi, lantai, atau tipe unit properti.

NUP ini menguntungkan bagi konsumen dan juga bagi developer. NUP bagi pengembang perumahan atau developer biasanya digunakan untuk mengetes keadaan pasar. Dengan menerbitkan NUP, pengembang bisa mengetahui respon pasar terhadap proyek poperti yang sedang dibangun. Semakin banyak calon pembeli yang berminat memiliki NUP, maka akan menunjukkan tingginya minat konsumen atas proyek properti.

Selain itu juga untuk memperlihatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengembang. Developer dapat menaikan gengsi jika sebagian besar pemegang NUP yang menghadiri acara launching memutuskan untuk membeli unit tersebut. Developer dapat menaikan harga dan menggunakan data unit yang terjual untuk menarik pasar yang lebih besar.

Nomor urut pemesanan juga akan sangat berguna bagi developer yang telah memiliki nama besar. Developer seperti itu biasanya sudah terpercaya dan para calon pembeli rela membayar berapa saja untuk mendapatkan NUP.

Bagi konsumen yang akan membeli rumah, pemberian NUP ini juga menguntungkan konsumen yang ingin membeli rumah. Harga properti milik pemegang NUP akan lebih murah dibandingkan harga normal.

Pada proyek properti favorit terutama perumahan dengan fasilitas lengkap yang berkonsep kota baru, konsumen kadang kesulitan mendapatkan NUP, khususnya para pembeli rumah pertama. Konsumen jenis ini biasanya mendapat informasi tentang pembukaan proyek properti lebih lambat dari agen dan pelanggan setia developer, sehingga mendapat harga lebih mahal.

Karena itu, tidak ada salahnya bagi para pencari rumah pertama untuk mulai mencari rumah dengan mengumpulkan informasi perumahan sebanyak banyaknya agar dapat penawaran proyek perumahan tertentu tertentu dengan harga terbaik di waktu yang tepat.

Apa bedanya dengan Booking Fee?

Secara harfiah, booking fee merupakan pembayaran dalam bentuk sejumlah uang sebagai komitmen memesan unit rumah tertentu. Kamus Istilah Perumahan terbitan Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan (2017), menjelaskan bahwa booking fee adalah bukti keseriusan pembeli untuk membeli rumah.

Harga booking fee yang ditetapkan tiap pengembang akan berbeda-beda, mulai dari Rp. 1 juta untuk hunian murah, hingga mencapai Rp 25 juta untuk hunian mewah. Jika pembelian terjadi maka booking fee dapat mengurangi harga pembelian.

Biasanya bila konsumen batal membeli unit rumah tersebut, biasanya uang booking fee akan dikembalikan. Tapi ada juga pengembang yang tidak mengembalikan booking fee meskipun calon pembeli batal membeli unit.