Jalan Tol Serpong Balaraja

Jalan Tol Serpong Balaraja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun Jalan Tol Serpong – Balaraja. Jalan tol ini sepanjang 39,80 Km yang menghubungkan wilayah Kota Tangerang Selatan dengan Kabupaten Tangerang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, tol ini merupakan sambungan dari ruas Tol Ulujami – Serpong yang dirancang untuk mempersingkat waktu tempuh dari Serpong (BSD) menuju Jakarta dan Merak.

Master Plan Jalan Tol Serpong Balajara

Jalan tol Serpong – Balaraja direncanakan memiliki 8 Simpang Susun (SS) yang bisa menjadi akses baru dari Serpong hingga Balaraja yakni

  • SS Serpong CBD
  • SS Industri
  • SS Legok
  • SS Mekar Jaya
  • SS Pasir Barat
  • SS Jambe Cilejit
  • SS Cileles dan
  • SS Tigaraksa Maja

Kemudian, Tol Serpong – Balaraja terdiri atas 3 seksi yakni

  • Seksi I (The Green BSD–Legok) sejauh 11,3 km yang akan selesai Q3 2021
  • Seksi II (Legok–Tigaraksa Selatan) 10,7 km
  • Seksi III (Tigaraksa Selatan–Balaraja) 17,8 km

Kehadiran Jalan Tol Serpong – Balaraja, selain meningkatkan konektivitas menuju wilayah Jakarta juga menjadi akses menuju Merak dan Lampung karena terhubung dengan Balaraja yang menjadi akses masuk ke Tol Tangerang – Merak untuk mendukung pengembangan wilayah di sisi Barat Jakarta, salah satunya Kota Baru Maja, Cilejit bahkan hingga Lebak

Skema pembiayaan pembangunan Tol Serpong – Balaraja dengan total nilai investasi sebesar Rp 6,04 triliun dan biaya konstruksi sekitar Rp 2,70 triliun ini merupakan salah satu contoh jalan tol yang diinisiasi oleh pihak swasta untuk mendukung program Pemerintah dalam pengembangan jaringan jalan bebas hambatan.

Luas Bangunan: 27 m²

Luas Tanah: 72 m²

Kamar Tidur 2

Kamar Mandi 1

Rp 281.927.528

Luas Bangunan: 27 m²

Luas Tanah: 72 m²

Kamar Tidur 2

Kamar Mandi 1

Rp 286.670.923

Saat ini telah dimulai pembangunan oleh kontraktor PT Trans Bumi Serbaraja untuk Seksi 1A sepanjang 5,2 Km yang terdiri dari 3 paket pekerjaan dengan target selesai September 2021. Tercatat hingga akhir September 2020, progres konstruksi paket 2 sepanjang 0,95 Km mencapai 37%, sisanya paket 1 (2,30 Km) dan paket 3 (1,90 Km) dalam tahap penyelesaian pembebasan lahan.

Progress Pembangunan Jalan Tol Serpong Balaraja

PT Trans Bumi Serbaraja menargetkan Jalan Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja) Seksi 1A beroperasi pada akhir 2021. “Kami berharap konstruksi dapat berjalan lancar sehingga jalan tol Serpong Balaraja atau Serbaraja seksi 1A yang menghubungkan kawasan The Green dengan AEON Mall BSD City bisa beroperasi di Q4 2021,” ujar Direktur Utama PT Trans Bumi Serbaraja Christopher Siswanto Adisaputro.

Tol Serbaraja, merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah Provinsi Banten. Saat ini, pembangunan jalan tol ini difokuskan pada seksi 1 A dilanjutkan ke 1 B sampai Legok. Progres Jalan Tol Serbaraja seksi 1A saat ini sudah bisa terlihat di kawasan BSD Green Office Park dan Digital Hub.

Christopher melanjutkan gerbang tol Serbaraja seksi 1A akan berlokasi tepat di sisi Aeon Mall. Gerbang tol ini akan terkoneksi dengan Stasiun Cisauk yang berada di kawasan Intermoda BSD City.

Area ini merupakan Transit Oriented Development (TOD) yang menghubungkan beberapa layanan transportasi publik termasuk shuttle bus BSD Link dan Commuter Line melalui Stasiun Cisauk yang telah terintegrasi dengan Stasiun Tanah Abang

Nantinya, tol akan terkoneksi dengan jalan tol Ulujami – Serpong serta menghubungkan Kota Tangerang Selatan dengan Jakarta Selatan hingga menjadi satu kesatuan yaitu Ulujami – Serpong – Balaraja

Pembebasan Lahan

Skema pembebasan lahan untuk pembanguna jalan tol Serpong Balaraja ini yaitu Ganti Untung. Saat ini untuk ruas seksi 2 Legok – Cileles dan seksi 3 Tigaraksa – Tol Merak Tangerang KM 37dari total pembebasan lahan sebanyak 2800 bidang telah selesai diperkirakan 2300 bidang atau 85 persen yang sudah berhasil dibebaskan dengan skema ini.

Tapi kalau dihitung secara luas sudah mencapai 90 persen, dengan nilai kerugian yang telah kita ganti ke masyarakat dan dikonsinyasikan ke pengadilan sebesar Rp 2,3 triliun.

Sebelumnya ada 32 desa dan 8 Kecamatan. Lalu dengan adanya evaluasi itu kami memutuskan mengambil banyak petugas untuk seksi I yang hanya menangani 6 desa untuk melakukan pembebasan lahan dari perbatasan Tangsel hingga ke Malang Nengah.